http://www.saadiyatonline.com/saadiyat-multimedia.htm?gid=9 |
Liburan pekan ini kami (saya, suami dan anak-anak) sepakat untuk tidak ke kota. Kami memilih liburan yang dekat dengan rumah namun belum pernah kami singgahi. Kami sepakat untuk berlayar menuju Dalma Island. Tujuan utama adalah ingin naik kapal, terutama saya dan anak-anak ingin sekali merasakan naik Feri. Ok, deal ! Waktu sudah ditetapkan saat suami libur hari keempat (suami kerja shift, 4 hari kerja dan 4 hari libur). Saatnya browsing, mencari tempat yang menarik di Dalma Island selain naik Feri. Mulai searching di youtube agar kami memiliki gambaran pulau yang akan kami kunjungi. Tidak banyak informasi yang saya dapatkan.
Desember, 25th 2013. Saya dan suami sudah prepare sedari malam. Kami berbagi tugas, suami menyiapkan segala perlengkapan dokumentasi, sementara saya menyiapkan konsumsi. Jam sudah menunjuk pada jarum 8 pagi waktu Ruwais, kamipun siap berangkat. Ada dua keluarga lain yang bergabung bersama kami dalam liburan pekan ini. Wah, tambah seru!
Menikmati pemandangan sepanjang perjalanan ke Dalma port. Cuaca alhamdulillah mendukung liburan kami, langit cerah dan terlihat gumpalan awan putih bergelayut mesra di langit. Lukisan alam yang sempurna, subhanallah. Karena jarang kami dapati pemandangan seperti ini di Ruwais, ini menandakan temperature di udara mulai menurun memasuki musim dingin, seiring kami rasakan nikmatnya sepoian angin dari luar mobil. Sejuuuk.
Sampai di Dalma port jam 9 hampir saja kami terlambat, karena Feri berlayar jam 9. Petugas kapal yang mengetahui kedatangan kami langsung saja mengarahkan mobil untuk segera parkir di depan Departure Terminal untuk membeli tiket. Tiket naik Feri untuk satu mobil 100 dhs ( sekitar 330.000 rupiah) dan untuk orang dewasa 20 dhs/orang. Alhamdulillah anak-anak free tiket.
Tidak mau mengulur waktu, langsung saja mobil melaju ke dalam badan kapal. Tidak lama, kamipun merasakan lumbung kapal semakin jauh dari daratan. Setelah putar-putar sebentar dekat parkiran mobil sambil menikmati deburan ombak nan indah, suami mengajak saya untuk naik ke top deck . Ok, sayapun setuju. Begitu sampai di sana, subhanallah sejauh mata memandang hamparan laut terbentang luas. Maha Suci Engkau Ya Rabb.Tidak mau ketinggalan moment dong, kamipun berasik ria jeprat-jepret mengabadikan moment tanpa menghiraukan hembusan angin yang semakin kencang. Sekitar setengah jam mulailah kepala terasa pusing, perut mual seperti dikocok-kocok. Badan terasa dihuyung ke kanan dan ke kiri. Serempak, para Emak sudah tidak kuat lagi berada di top deck. Akhirnya kami memutuskan untuk turun dan masuk ke dalam boat deck. Setelah turun, kami memilih kursi untuk merebahkan badan sejenak. Tidak lama duduk, Emak Neneng terlihat sangat pucat wajahnya, sepertinya dia sudah ingin muntah. Alamak...saya mencoba untuk bertahan dengan mensugesti diri supaya tidak muntah. Akhirnya, dia minta saya untuk mengantarnya ke toilet, sesampainya di toilet benar saja dia langsung memuntahkan sarapannya. Hehehe
Top deck : foto pribadi |
Setelah Emak Neneng merasa baikan, kamipun kembali duduk dan sejenak berbincang, tidak lama saya melihat Emak Ida sepertinya sudah ingin muntah juga, ditenggaknya Tolak Angin 'sebagai benteng pertahanan' namun tidak lama diapun menyerah dan pergi ke toilet untuk muntah. Saya masih berusaha kuat, enggak lama ada 'panggilan alam' yang meminta saya untuk menuju toilet. Setelah selesai, baru saja melangkahkan kaki ke luar toilet, saya merasa makanan yang tadi saya makan sudah ada di kerongkongan. Saya berhenti sejenak sambil bersandar di pintu toilet. Coba untuk melangkah lagi dan ternyata semakin tidak kuat menahan rasa ingin muntah, akhirnya sayapun memuntahkan sarapan saya di wastafel toilet. Hahaha
Alhamdulillah kapal berlayar hanya satu jam. Tidak lama kapalpun sudah bersandar di dermaga Dalma Island. Keheningan kota yang kami rasakan saat menapaki daratan Dalma Island. Berbeda dengan Ruwais yang crowded semakin hari semakin sesak dipadati oleh para expatriat pencari kerja. Dalma Island menawarkan keheningan dan ketenangan kota. Kami menyusuri tiap sudut kota dan mengelilingi pulau kurang dari satu jam. Kamipun melintasi bandara udara Dalma. Meskipun Dalma adalah pulau kecil, saya takjub karena pemerintah UAE dapat menyediakan fasilitas infrastuktur merata sampai ke pelosok negeri. Setelah keliling kota, pandangan kami tertuju kepada sebuah taman kota yang sejuk, bersih dilengkapi arena bermain anak dan Masjid. Akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat di taman kota sambil makan siang dan menunggu waktu dzuhur.
Ada yang ngelamun nih hehe |
Dalma (Arab )jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris berarti " a bucket of water ", konon sejarahnya, The other opinion and extracted from the people of the island and the elderly, who heard from their fathers and grandfathers, that, in the past, ships used to pass by and stand in front of Dalma to get fresh water, for which the island was famous and which people got from wells and springs in its territory. If one was asked: “Why did you stop in front of the island?” his answer would be: “I needed a bucket of water.” This phrase kept being repeated whenever a ship and passengers stopped by the island, and day after day, the word evolved from “a bucket of water”(in Arabic) to be said as “Dalma”. Unik ya, asal muasal pemberian nama Islandnya. Rehat sejenak dari hiruk pikuknya kota menuju pelosok negeri yang memberikan ketenangan.
Jabal Dalma : Foto probadi |
Dalma Airport http://www.dalmaisland.com/english/AboutTheIsland.asp |
Feri yang membawa kami ke Dalma Island foto pribadi
Inside Feri : Woman room
|